SASTRA

Tuesday 12 November 2013

CARA MENSYUKURI HARI INI

Pernahkah teman-teman berpikir bahwa dunia ini sangat luas? Manusia sebagai makhluk Allah yang memiliki derajad tinggi (karena memiliki akal) seharusnya dapat menyadari bahwa banyak sekali anugerah yang telah Allah berikan kepada kita. Bahkan kita tidak dapat menyebutkan semua berkah yang Allah berikan kepada kita, jika dihitung dari awal kita lahir ke dunia ini hingga sekarang masih bernapas.
Mungkin dari 'nafas' yang teman-teman hembuskan detik ini, kadang sering terlupakan sebagai suatu berkah yang harus diSYUKURi.


Manusia Makhluk Kecil Menurut Kaca Mata Jagad Raya

Saat sedang emosi karena mendapat kemalangan, kebanyakan dari kita pasti kita akan mengumpat dan mengutuk Allah. Astaghfirullahal'adzim...
Sedangkan,
Saat kita sedang dalam keadaan nyaman, sehat jasmani katakanlah, pasti kita melupakan bahwa sebenarnya semua anugerah itu hanya titipan yang bisa sewaktu waktu diambil oleh pemiliknya. Dialah, Allah, Al Malik, Yang Maha Merajai.


Bagaimana Cara Kita Bersyukur Kepada Allah S.W.T ?


Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa cara bersyukur kepada Allah S.W.T terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Syukur dengan Hati.
Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang kita peroleh, baik besar, kecil, banyak maupun sedikit semata-mata karena anugerah dan kemurahan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:“Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah”(QS. An-Nahl: 53)
Syukur dengan hati dapat mengantar seseorang untuk menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan, betapa pun kecilnya nikmat tersebut.Syukur ini akan melahirkan betapa besarnya kemurahan dan kasih sayang Allah sehingga terucap kalimat tsana' (pujian) kepada-Nya.


"ORANG YANG PALING BAHAGIA DI DUNIA INI ADALAH ORANG YANG BERSYUKUR"~IqohLamb
Sudahkah teman-teman bersyukur hari ini? jika belum berarti kebahagiaan anda kurang sempurna :D


2. Syukur dengan Lisan.
Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari Allah, maka spontan ia akan mengucapkan “Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah).Karenanya, apabila ia memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya tetap memuji Allah.Sebab ia yakin dan sadar bahwa orang tersebut hanyalah perantara yang Allah kehendaki untuk “menyampaikan” nikmat itu kepadanya.
“Al” pada kalimat “Alhamdulillah” berfungsi sebagi “istighraq” yang mengandung arti keseluruhan.Sehingga kata alhamdulillah mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah S.W.T, bahkan seluruh pujian harus tertuju dan bermuara kepada-Nya.Oleh karena itu, kita harus mengembalikan segala pujian kepada Allah.
Pada saat kita memuji seseorang karena kebaikannya, hakikat pujian tersebut harus ditujukan kepada Allah S.W.T.Sebab, Allah adalah Pemilik Segala Kebaikan.




3. Syukur dengan Perbuatan.
Syukur dengan perbuatan mengandung arti bahwa segala nikmat dan kebaikan yang kita terima harus dipergunakan di jalan yang diridhoi-Nya.Misalnya untuk beribadah kepada Allah, membantu orang lain dari kesulitan, dan perbuatan baik lainnya.Nikmat Allah harus kita pergunakan secara proporsional dan tidak berlebihan untuk berbuat kebaikan.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam menjelaskan bahwa Allah sangat senang melihat nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:“Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya”(HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr).
Maksud dari hadits diatas adalah bahwa Allah menyukai hamba yang menampakkan dan mengakui segala nikmat yang dianugerahkan kepadanya.Misalnya: Orang yang kaya hendaknya membagi hartanya untuk zakat, sedekah dan sejenisnya.Orang yang berilmu membagi ilmunya dengan mengajarkannya kepada sesama manusia, memberi nasihat, dsb.
Maksud membagi diatas bukanlah untuk pamer, namun sebagai wujud syukur yang didasaari karena-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)”(QS. Adh-Dhuha: 11).


"BERSYUKUR MENJADIKAN HAL YANG SEDIKIT TAMPAK BERLIMPAH"~IqohLamb


4. Menjaga Nikmat dari Kerusakan.
Ketika nikmat dan karunia didapatkan, cobalah untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.Setelah itu, usahakan untuk menjaga nikmat itu dari kerusakan.Misalnya: Ketika kita dianugerahi nikmat kesehatan, kewajiban kita adalah menjaga tubuh untuk tetap sehat dan bugar agar terhindar dari sakit.Demikian pula dengan halnya dengan nikmat iman dan Islam, kita wajib menjaganya dari “kepunahan” yang disebabkan pengingkaran, pemurtadan dan lemahnya iman.
Untuk itu, kita harus senantiasa memupuk iman dan Islam kita dengan shalat, membaca Al-Qur'an, menghadiri majelis-majelis taklim, berdzikir dan berdoa.Kita pun harus membentengi diri dari perbuatan yang merusak iman seperti munafik, ingkar dan kemungkaran.Intinya setiap nikmat yang Allah berikan harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
Allah S.W.T menjanjikan akan menambah nikmat jika kita pandai bersyukur, seperti pada firmannya:
“La'insyakartum la'aziidannakum wa la'inkafartum 'inna 'adzaabii lasyadiid”
Artinya:“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-KU), sungguh adzab-Ku sangat pedih”(QS. Ibrahim: 7).

Artikel Terkait:

No comments:

Post a Comment